redaksiharian.com

Opal memang indah dan tak dapat disangkal. Batu permata ini memiliki beberapa warna berbeda, termasuk hitam yang sangat langka di dunia.

Namun, opal sangatlah rapuh. Kekerasan batu ini hampir sama seperti kaca, dengan skala Mohs antara 5,5-6,5.

Itu artinya, penggunaan opal sehari-hari dalam jangka panjang dapat merusak batu dengan mudah.

Juga, opal memiliki kandungan air yang tinggi. Jika tidak dirawat dengan baik, opal bisa kering, kehilangan kilau, dan warna-warni khasnya.

Daripada dijadikan hiasan cincin, opal bisa diterapkan dalam bentuk anting-anting. Anting-anting jauh lebih sedikit terpapar tekanan sehari-hari dibandingkan cincin.

2. Moonstone

Biduri bulan atau moonstone adalah permata yang indah dengan warna putih susu yang hampir tembus cahaya.

Meskipun digunakan dalam perhiasan selama berabad-abad, biduri bulan bukanlah pilihan terbaik sebagai batu cincin tunangan.

Dengan tingkat kekerasan 6-6.5, moonstone memang lebih keras dibandingkan sebagian besar permata lainnya, tetapi bukan berarti batu tersebut tidak mudah tergores atau retak.

3. Mutiara

Sebagian besar orang tidak memilih mutiara untuk dijadikan penghias cincin tunangan.

Jika kita sangat menyukai mutiara dan ingin memasangnya di cincin tunangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Dibandingkan mineral lainnya, mutiara termasuk bahan yang sangat lunak.

Mutiara hanya memiliki tingkat kekerasan antara 2,5-4,5, sehingga rentan tergores dan perlu dirawat dengan hati-hati.

Mutiara juga mudah retak karena kandungan airnya yang tinggi. Suhu dan cara penyimpanan juga dapat memengaruhi mutiara.

Di sisi lain, mutiara sangat cocok untuk kalung karena jarang bersentuhan dengan benda lain selama pemakaian sehari-hari. Hal ini mengurangi risiko terjadi goresan atau retakan.

4. Pirus

Sama seperti mutiara, turquoise atau batu pirus tidak sering dipilih sebagai cincin tunangan karena sifat mineral turquoise yang lembut.

Batu permata ini memiliki warna biru langit yang cerah dan cocok digunakan dengan segala jenis warna kulit.

Turquoise dapat digunakan pada perhiasan lain di luar cincin tunangan, seperti kalung.

5. Kuarsa

Amethyst atau kuarsa abu-abu kecokelatan biasa digunakan sebagai alternatif untuk berlian dalam cincin tunangan. Namun, kita perlu lebih hati-hati ketika memilih batu kuarsa.

Meskipun batu kuarsa memiliki tingkat kekerasan sekitar 7 dalam skala Mohs, batu ini masih relatif rapuh dan lebih mudah tergores dibandingkan batu permata lain seperti safir atau ruby.