Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, pada Selasa (19/7), melaporkan sebanyak 25 juta orang saat ini menjadi korban perdagangan manusia.

“Kerugian yang ditimbulkan oleh kejahatan ini sangat luas, bervariasi, dan akan terus membutuhkan diplomasi, koordinasi, advokasi, dan komitmen tanpa henti untuk melawannya,” tegas Blinken ketika merilis Laporan Tahunan Perdagangan Manusia Tahun 2022.

Lebih jauh ia mengatakan “Amerika berkomitmen untuk memerangi perdagangan manusia karena hal ini membuat masyarakat tidak stabil. Hal ini merusak perekonomian. Hal ini merugikan pekerja. Hal ini memperkaya mereka yang mengeksploitasi korban. Hal ini melemahkan bisnis yang sah. Dan yang paling mendasar karena perdagangan manusia ini sangat salah.”

Laporan Perdagangan Manusia ini mengkaji upaya yang dilakukan pemerintah di seluruh dunia dalam memerangi perdagangan manusia, dan menyoroti strategi mengatasi kejahatan tersebut dan melindungi para korban.

Laporan ini adalah alat diplomatik dan diagnostik utama pemerintah Amerika Srikatguna memberikan saran kepada pemerintah asing terkait tentang upaya mengatasi perdagangan manusia.

Laporan tahun ini mencakup kajian atas 188 negara dan wilayah, termasuk Amerika Serikat.

“Penyelundup tidak mengenal perbatasan!” tegas Blinken.

Dokumen-dokumen laporan itu menunjukkan peningkatan peringkat pada 21 negara atas upaya signifikan yang dilakukan untuk memerangi perdagangan manusia. Sementara 18 negara mengalami penurunan peringkatnya, baik karena negara-negara itu memiliki kebijakan perdagangan manusia yang disponsori pemerintah atau tidak meningkatkan upaya yang signifikan untuk mengatasi perdagangan manusia.

Saat merilis laporan itu, Blinken mengatakan kepada mereka yang hadir di Departemen Luar Negeri bahwa kemitraan dengan korban perdagangan manusia adalah piranti utama untuk melawan kejahatan ini.

Dalam upacara itu Blinken mengumumkan “2022 TIP Report Heroes,” yaitu individu-individu dari seluruh belahan dunia yang tanpa kenal lelah membuat dampak abadi dalam perjuangan memerangi perdagangan manusia.

Ia mencatat krisis kemanusiaan akibat agresi Rusia ke Ukraina, dan menyoroti upaya Kateryna Cherepakha, Presiden La Strada Ukraina, sebuah LSM yang didedikasikan untuk membantu korban perdagangan manusia. Blinken mengatakan jutaan orang Ukraina telah mengungsi secara internal di dalam negara itu, dan sebagian terpaksa meninggalkan negara itu, menjadikan mereka “sangat rentan terhadap eksploitasi.”

Wakil Direktur Utama Kantor Pengawasan dan Pemberantasan Perdagangan Manusia Dr. Kari Johnstone mengatakan “mengakui pentingnya berkonsultasi dengan mereka yang selamat dari kejahatan ini adalah tren global yang kini berkembang.”

Ia menambahkan bahwa dengan “melibatkan para penyintas lebih awal dan lebih sering merupakan hal yang sangat penting. Ketika kita mulai melihat meningkatnya perhatian mitra-mitra – secara bilateral dan multilateral – untuk terlibat dengan para penyintas secara lebih bertanggungjawab, maka kini muncul harapan lebih besar dibanding sebelumnya bahwa suara-suara penyintas ini akan semakin memperkuat upaya anti-perdagangan manusia di seluruh belahan dunia.” [em/jm]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.