redaksiharian.com – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan, pemerintah kini fokus untuk mencegah pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di luar negeri secara ilegal.

Hal ini ia sampaikan merespons tingginya kasus perdagangan orang . Rata-rata, terdapat dua jenazah PMI yang tiba di Indonesia setiap harinya.

“Ya sekarang ini kan yg kita cegah adanya PMI yang ilegal melalui perdagangan orang,” kata Ma’ruf di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, Kamis (8/6/2023), dikutip dari keterangan video.

Ma’ruf menyampaikan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD serta jajaran kepolisian akan melakukan pengawasan ketat agar tidak ada lagi korban yang jatuh.

Di sisi lain, menurut dia, pemerintah juga bakal berupaya menekan angka kemiskinan di sejumlah daerah.

Sebab, menurut Ma’ruf, daerah-daerah yang banyak menyumbangkan jumlah PMI ilegal umumnya adalah daerah yang angka kemiskinannya tinggi.

“Karena itu ini jadi perhatian salah satunya selain di Jawa, juga di NTT, ini akan kita coba untuk penurunan kemiskinannya itu kita prioritaskan,” ujar dia.

Mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengatakan, pemeritntah juga terus menjalin kerja sama dengan negara lain untuk mencegah terjadinya pengiriman PMI ilegal ke negara tersebut.

“Kita adakan semacam juga perjanjian-perjanjian untuk tidak menerima (PMI) yang ilegal-ilegal ini, karena itu yg harus dicegah, kalau yang legal kan bisa diawasi, biasanya korban-korban itu yang ilegal,” kata Ma’ruf.

Dikutip dari Kompas.id, Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyebutkan, dalam periode waktu 2020 hingga 25 Mei 2023 atau tiga tahun terakhir, pihaknya menangani 94.736 warga Indonesia yang dideportasi dan repatriasi dari Timur Tengah dan Asia.

Sebanyak 90 persen dari jumlah itu ialah mereka yang berangkat secara tidak resmi atau tak sesuai prosedural.

”Diyakini 90 persen dari angka itu diberangkatkan sindikat penempatan ilegal pekerja migran Indonesia. Kemudian jenazah 1.937 (orang). Artinya, setiap hari rata-rata dua peti jenazah masuk ke Tanah Air. Sama, 90 persen mereka adalah yang dulu berangkat secara tidak resmi, korban penempatan sindikat ilegal,” ujar dia.

Selain itu, ada 3.377 orang yang sakit, depresi, hilang ingatan, bahkan cacat secara fisik atau rata-rata empat orang per hari.

”Kenapa mereka sakit saat meninggal? Selain karena penganiayaan, karena yang ilegal pasti tidak pernah mengantongi hasil medical check up, termasuk tes psikologi yang diwajibkan kepada mereka yang berangkat resmi,” kata Benny.