redaksiharian.com – Mereka bertanding di nomor laga (pertarungan bebas) dan seni.

“Tujuan kejuaraan tingkat nasional ini adalah agar para pesilat memiliki pengalaman tanding lebih banyak. Sementara bagi pesilat usia dini dan pra-remaja diharapkan memiliki pengalaman berlaga di arena sejak awal,” ujarnya seperti dikutip dari ANTARA.

Ia berharap melalui kejuaraan tersebut nantinya akan muncul para calon juara yang mewakili sekolah, universitas, hingga daerah masing-masing.

Kejuaraan silat tersebut digelar di empat gelanggang, dengan menggunakan sistem penilaian digital sehingga para pesilat, ofisial, hingga penonton dapat melihat perolehan nilai mereka yang berlaga dari waktu ke waktu.

Manajer tim pencak silat SD Islam Cahaya Ilmu Semarang Isnaeni menyebutkan sebanyak 11 pesilat diturunkan untuk mengikuti ajang tersebut.

Sejauh ini, perolehan medali sebanyak dua emas, dua perak, dan empat medali perunggu, sedangkan yang lainnya masih menunggu giliran tampil.

Manajer tim perguruan Perisai Diri Kabupaten Demak Abdul Ghofar mengaku menurunkan 60 pesilatnya untuk mengikuti kejuaraan tersebut.

“Memperbanyak jam pengalaman tanding itu tujuan utama kami. Bertanding di arena sebesar ini menjadikan pengalaman berharga bagi para pesilat,” kata Ghofar.

Sementara itu, Giftan Azkaniar dari SDI Cahaya Ilmu Semarang mengaku bangga karena sukses meraih medali emas kategori tanding kelas E putra usia dini.

“Senang banget. Enggak nyangka bisa dapet (medali) emas,” kata Giftan yang baru kali perdana mengikuti kejuaraan tersebut.