Sudah saksikan pertandingan pembuka piala dunia tadi malam? Jika ya pasti sudah tahu donk siapa pemenangnya? Tak lengkap rasanya jika tak mengetahui hal unik di dalam pertandingan.

Piala dunia 2022 menggunakan teknologi offside semi otomatis yang ditaruh di bawah atap stadion untuk melacak posisi bola kemana arah dan geraknya.

Dengan hadirnya teknologi ini, memudahkan wasit untuk mengetahui posisi offside dari gerakan pemain dengan lebih cepat dan akurat.

 

Pengertian dari Teknologi Offside Semi Otomatis

Teknologi Offside Semi Otomatis telah disetujui bulan lalu oleh FIFA untuk Piala Dunia di Qatar. Sebenarnya teknologi ini telah digunakan empat tahun silam.

Pengertian dari teknologi offside semi otomatis adalah pelacak offside yang menggunakan banyak kamera untuk melacak anggota tubuh pemain dan momen ketika umpan kunci dibuat.

Pertama kali diluncurkan banyak kontroversial yang terjadi di seluruh Eropa, dengan garis di layar ditarik untuk panggilan marjinal yang dikritik karena menghasilkan ” Titik Offside Buatan”.

Masing-masing dari delapan stadion Qatar dilengkapi dengan 12 kamera pelacak khusus yang dipasang di bawah atap, yang memantau hingga 29 titik data, seperti tungkai dan ekstremitas, pada setiap pemain.

Saat wasit meniupkan peluit, gerakan acak yang dilakukan oleh pemain bisa terbaca oleh sistem ini. Tetap gulirkan artikel hingga ke bagian akhir, kami akan memberitahu bagaimana cara kerjanya.

 

Sejak Kapan Piala Dunia Menggunakan Teknologi Offside Semi Otomatis?

Meskipun banyak yang kurang setuju akan  offside otomatis, FIFA sendiri mengutarakan bahwa tak ingin adanya kecurangan setiap kali pertandingan berlangsung.

Bisa saja wasit salah melihat posisi pemain lain yang bergerak di antara empat pemain belakang lawan. Saat bola tertuju ke arahnya bisa saja tidak mengangkat bendera.

Teknologi offside semi otomatis sudah diberlakukan sejak Piala Dunia Rusia di tahun 2018. Pertama kalinya, teknologi ini direalisasikan untuk Arab Cup 2021, dan Piala Dunia Antar Klub tahun 2021.

FIFA sendiri telah meriset selama puluhan tahun guna meluncurkan penemuan barunya kepada dunia, dan itu bisa terealisasikan sempurna di Piala Dunia dan Kompetisi FIFA lainnya.

Keberhasilan dari sistem ini juga dibuktikan untuk aturan tiap pertandingan UEFA Champions League, dan UEFA Europa League.

Teknologi ini awalnya diciptakan oleh Ketua Komite Wasit FIFA yakni Pierluigi Collina, dan Direkrut Teknologi FIFA yakni Johannes Holz Mueller dengan memperkenalkan kepada dunia mengenai cara kerjanya.

Mereka menilai dengan hadirnya sistem ini membuat pemain, pelatih, dan tim yang bertanding tidak merasa dirugikan.

Alhasil wasit pun merasa terbantu akan hadirnya sistem yang memudahkan mereka untuk melihat pergerakan pemain.

 

Cara Kerja dari Teknologi Pendeteksi Offside Otomatis

Semua detail cara kerja dari sistem ini akan kami bahas secara menyeluruh.

Presiden FIFA Gianni Infantino menerangkan bahwa, ” Teknologi Pendeteksi Semi- Offside Otomatis adalah evolusi dari sistem VAR untuk memberikan yang terbaik bagi tim, pemain, dan penggemar di seluruh dunia”.

Cara kerjanya memang sedikit lebih rumit dibandingkan sistem manual. Perangkat yang digunakan sistem teknologi ini memantau 29 poin data dari titik tubuh serta pergerakan kaki pemain.

Bola yang digunakan untuk bertanding juga sudah dilengkapi dengan IMU (Inertial Measurement Unit).

 

Teknologi Offside Semi Otomatis
Sensor yang terpasang di dalam bola akan mengirimkan data bola ke ruang operasi sistem sebanyak 500 kali per detik berupa video. Sensor tersebut nantinya melacak tendangan dari pemain.

Perpaduan antara sensor IMU dan Teknologi semi otomatis memudahkan titik untuk data pelacakan gerakan tubuh, bola, serta gambaran garis dibuat secara otomatis

Para petugas ini lalu mengecek secara manual melalui komputer di ruangan dari sensor peringatan ini.

Setelah petugas mengecek secara menyeluruh, mereka akan memberitahu ke wasit di lapangan dengan pendeteksi yang dipakai di telinga wasit untuk berkomunikasi.

Apabila pemain dalam posisi offside, Wasit di lapangan langsung menghentikan pemain tersebut dengan peluit yang dibunyikan.

Kemudian terakhir, cara kerjanya adalah FIFA menampilkan adegan reka ulang dari rekaman data pemain dalam animasi 3D.

FIFA mengatakan bahwa animasi 3D tersebut langsung ditampilkan di layar besar untuk membuat penonton mengetahui cuplikan offside.

Tetapi teknologi tersebut tidak dapat digunakan dalam situasi yang lebih kompleks, seperti menentukan apakah seorang pemain dalam posisi offside itu mengganggu pandangan penjaga gawang bola.

Atau misalnya mengamati pemain yang menggunakan tangan saat mencetak gol. Ini terjadi saat gol tangan tuhan dari Diego Maradona.

Hanya saja teknologi ini dibuat untuk mengamati posisi offside, tidak dapat mengamati hal lainnya yang terjadi selama pertandingan.

Semua tergantung keputusan wasit di lapangan, baik juga ketika pemain memiliki kesadaran tingkat tinggi.

 

Apa Keuntungan Menggunakan Teknologi Pendeteksi Offside Otomatis

Dari cara kerjanya bisa dipastikan seluruh sistem dibuat secara otomatis. Hal ini berkaitan dengan keputusan wasit dalam menentukan posisi offside. Kadang tidak cukup rasanya, menggunakan pengamatan manual tanpa dibekali teknologi canggih. Oleh karena itu dengan hadirnya teknologi baru ini banyak sekali keuntungan yang dirasakan oleh :

1. Wasit

  • Memudahkan wasit untuk menghentikan pemain yang terjebak offside dalam sekejap.
  • Terhindar dari kesalahan keputusan yang sifatnya merugikan banyak pihak.
  • Tidak sembarangan menentukan posisi offside jadi semua sudah otomatis dilakukan oleh sistem.
  • Tidak menimbulkan kecurangan akibat kesalahan perkiraan yang dapat merugikan kedua tim yang sedang bertanding.
  • Terbebas dari kritikan penonton tentang keadilan dalam sebuah pertandingan ketika menentukan posisi offside.

Wasit tidak dapat membuat keputusan sembarangan terkait offside, mereka akan bekerja sama dengan petugas pengamat sistem.

Keputusan juga sudah ditentukan oleh petugas pengamat sistem sehingga wasit hanya bertugas untuk mengamati jalannya pertandingan agar berjalan dengan baik.

 

2. Pemain dan Tim

  • Bagi tim yang bertanding kehadiran teknologi ini menguntungkan mereka terhindar dari kecurangan.
  • Untuk pemain juga dapat membuat mereka lebih cermat dalam menempatkan posisi agar tak terkena jebakan offside.
  • Dengan hadirnya teknologi ini juga membuat tim yang bertanding menerapkan formasi offside dengan bijak.

 

Bagi tim dan pemain juga sangat terbantu dengan kehadiran teknologi pendeteksi offside. Mereka menjadi lebih was-was dalam menentukan setiap pergerakan mereka.

Bahkan ketika membuat formasi jebakan offside bisa saja meleset. Alasannya ialah teknologi yang canggih dapat mengamati jebakan offside buatan secara lebih konkrit dan aktual.

 

3. Penonton

  • Terhibur dengan animasi 3D yang diluncurkan papan animasi.
  • Ikut mengamati dan melihat bahwa teknologi offside semi otomatis itu tidak salah.
  • Terhindar dari opini tentang kecurangan yang dibuat oleh wasit yang tidak adil.

Penutup

Teknologi Offside Semi Otomatis sengaja dibuat untuk memudahkan tim, wasit, pemain saat mereka berlaga di lapangan.

Meskipun banyak yang meragukan kecanggihan ini tak membuat FIFA menarik ucapannya kembali.

Teknologi ini nantinya akan dievaluasi agar ke depannya lebih baik. Bahkan bisa diterapkan untuk Liga Eropa seperti EPL, LaLiga, Liga Prancis, dan liga lainnya yang berlaga.