redaksiharian.com – Bhutan telah menerima kunjungan wisatawan asing pada September 2022 setelah sempat menutup perbatasan selama lebih dari dua tahun akibat pandemi Covid-19.

Tidak hanya itu, negara di sisi timur Pegunungan Himalaya ini juga menerapkan biaya untuk wisatawan mulai 200 dollar Amerika Serikat (sekitar Rp 2,99 juta) per orang per hari. Biaya tersebut bernama Sustainable Development Fee (SDF).

Namun, mulai awal Juni 2023 hingga akhir Desember 2024, Bhutan memberi insentif khusus bagi wisatawan asing yang tinggal lebih lama atau mulai dari empat malam di negara tersebut.

“Insentif SDF ini dirancang untuk menarik (wisatawan asing) yang tinggal lebih lama di negara ini,” kata Perdana Menteri Bhutan, Lotay Tshering, melalu keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (21/6/2023).

Rinciannya, jika menginap selama empat malam, wisatawan asing akan mendapat bonus tambahan menginap hingga empat malam secara gratis.

Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan hanya untuk empat malam pertama yakni mulai 800 dollar Amerika Serikat (sekitar Rp 11,96 juta) per orang.

Hal yang sama berlaku jika wisatawan asing menginap selama tujuh malam, mereka akan mendapat bonus tambahan menginap hingga tujuh malam secara gratis.

Selanjutnya, bila menginap selama 12 malam maka akan ada bonus tambahan menginap hingga 18 malam secara gratis.

Adapun SDF sebesar 200 dollar Amerika Serikat berlaku untuk wisatawan asing yang membayar dengan mata uang dollar. Khusus untuk warga negara India maka biaya SDF menjadi 1.200 rupee (sekitar Rp 218.671).

SDF berlaku untuk wisatawan asing berusia 12 tahun ke atas, namun tidak tidak berlaku untuk wisatawan asing berusia lima tahun ke bawah.

Sementara itu, wisatawan asing yang berumur enam hingga 12 tahun akan mendapat diskon 50 persen.

Tujuan biaya untuk wisatawan asing ke Bhutan

Penerapan SDF sejalan dengan sektor pariwisata Bhutan yang berfokus ke pariwisata berkualitas dengan volume rendah. Pada tahun 2023, negara ini menargetkan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 98.245 orang.

SDF menjadi salah satu cara bagi wisatawan asing untuk mendukung pengembangan dan keberlanjutan di Bhutan. Biaya SDF akan disalurkan untuk berbagai proyek, antara lain dari sisi infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan peningkatan pariwisata.

Biaya tersebut juga berkontribusi terhadap konservasi dan kelestarian lanskap alam di Bhutan.

Wisatawan pun bisa melakukan beragam aktivitas selama di Bhutan, antara lain mengetahui ritme hidup masyarakat desa, mengunjungi 20 dzongkhag (distrik), menjelajahi Trans Bhutan Trail, serta mengamati burung-burung langka.

“Kami berharap insentif ini, ditambah pengurangan biaya monumen dan pencabutan biaya SDF selama 24 jam untuk kota-kota di perbatasan, Bhutan akan jadi lebih mudah diakses oleh wisatawan,” ujar Tshering.