redaksiharian.com – Meningkatnya kekhawatiran terhadap resesi global membuat pasar keuangan Indonesia tumbang. Lelang Surat Utang Negara (SUN) yang digelar pemerintah bahkan sangat sepi peminat. Jumlah penawaran yang masuk pada Lelang SUN menjadi yang terendah dalam empat tahun lebih.

Pemerintah hari ini, Selasa (11/10/2022), menggelar lelang SUN untuk tujuh seri yaitu SPN03230111 (New Issuance), SPN12231012 (New Issuance), FR0095 (Reopening), FR0096 (Reopening), FR0098 (Reopening), FR0097 (Reopening), dan FR0089 (Reopening).

Dari tujuh seri, pemerintah Jumlah penawaran yang masuk pada lelang hanya menyentuh Rp 15 triliun. Jumlah tersebut menyamai catatan pada 21 November2018. Jika dilihat lebih jauh, jumlah penawaran yang masuk pada lelang SUN hari ini adalah yang terendah sejak 8 Mei 2018 atau empat tahun dan lima bulan.

Dari jumlah penawaran yang masuk, pemerintah hanya menyerap sebesar Rp 8,22 triliun atau terendah dalam 11 lelang terakhir. Jumlah tersebut juga jauh di bawah target indikatifnya yakni Rp 10-15 triliun.

Dari total penawaran Rp 15 triliun yang masuk dalam lelang, sebanyak Rp 2,88 triliun datang dari investor asing. Jumlah tersebut merupakan sebuah peningkatan jika dibandingkan pada lelang sebelumnya yang tercatat Rp 1,7 triliun. Namun, jumlah penawaran dari investor asing yang masuk masih jauh di bawah rata-rata tahun ini yakni Rp 6,01 triliun.

Pemerintah menyerap utang sebesar Rp 1,56 triliun dari penawaran investor asing yang masuk. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan pada lelang sebelumnya yang tercatat Rp 0,26 triliun.

Namun, investor asing hanya melakukan penawaran kepada empat dari tujuh seri yang ditawarkan yakni FR0095, FR0096, FR0098, dan FR097.

Seri pendek SPN03230111 dan SPN 1223012 serta seri panjang FR0089 tidak dilirik investor.

Seri FR0095 yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2028 mendapatkan penawaran sebesar Rp 1,51 triliun dari investor asing. Seri benchmark FR0096 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2033 mendatangkan minat asing sebesar Rp 1,25 triliun.

Sementara itu, FR0098 yang jatuh tempo pad 15 Juni 2038 mendapatkan penawaran sebesar Rp 60 miliar dan FR0097 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2043 sebanyak Rp 50 miliar.

Sebelumnya, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan appetite market untuk membeli obligasi memang menurun sejalan dengan kenaikan suku bunga acuan domestik dan global. Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga sebesar 25 basis points (bps) pada Agustus dan 50 bps pada September. Suku bunga acuan BI kini menjadi 4,25% bps.

Irman menjelaskan dengan kenaikan suku bunga acuan maka suku bunga pinjaman kredit perbankan

Appetite market untuk obligasi sekarang lebih rendah di tengah kenaikan suku bunga. Aset bank yang dialokasikan untuk obligasi sudah besar dan sekarang ekonomi mulai pulih sehingga mulai alokasinya bergeser ke kredit,” tutur Irman, kepada CNBC Indonesia.

Merujuk data Kementerian Keuangan, 16 dari 19 dealer utama yang ikut dalam lelang SUN adalah bank sementara tiga lainnya perusahaan sekuritas. Irman menambahkan tren kenaikan suku bunga global juga membuat investor asing memilih keluar dari Indonesia.Berdasarkan data Bank Indonesia, investor asing sudah mencatatkan jual neto sebesar Rp 167,81 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dari awal tahun hingga 6 Oktober 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA